Sesungguhnya, hati ini rasa bahagia,
Sesungguhnya, kesihatan membawa kebahagian,
Sesungguhnya, aku menanti ketibaan Shahrul Ramadhan,
Sesungguhnya, melihat suami dan anakku bahagia memberiku ketenangan,
Sesungguhnya, melihat wajah para solehin memberi keinsafan,
Sesungguhnya, Bulan Rajab dan Syaaban telah berlalu tanpa ku banyak membuat amalan,
Tidak akan aku sia-sia kan mu wahai Ramadhan.
Sesungguhnya, sebelum ini, aku juga telah dilanda kesedihan,
Duniya ini penuh dengan cubaan.
Cuba pikirkan, seorang ibu hamil sedang mendungkung anak lelakinya yang kechil, telah dimarah, diancam dan dihalau.
apakah itu bukan cubaan yang besar?
Sesungguhnya, cubaan akan datang bagaikan ombak di lautan,
Lebih lagi selepas berumah tangga dan diberi cahaya mata,
Apakah aku harus melemahkan Iman ku dan mendiam seorang diri atau
Menguakatkan iman ku disamping berdoa dengan air mata?
Tentu sekali, aku memilih untuk berpegang teguh dengan mengingatkan kalam kalam Allah dalam Alquran.
Tidak akan ku putus asa, malah akan lebih kuat semangat ku untuk mendekatkan diriku dengan Allah (swt) dan Rasullulah (saw),
Aku bermunajat diwaktu malam, membaca selawat dan berdoa.
Sesungguhnya, aku menantimu Ya Ramadhan,
Semoga ketibaan mu ibaratkan anestectik untuk hati hati yang lemah dan duka.
Ameen / Wasallam
Ummu Habib.
P/s : After writing this poem, the writer received a long email from her friend and wish to just hug her friend and tell her friend that whats happen has happen and to not look back and to fix things from here on. Make many many doa's that hearts will change. Hearts can change with the miracle of Allah Azza wa Jallah.
No comments:
Post a Comment